Kasus-kasus konversi agama bisa dijumpai di lingkungan sekitar kita. Banyak orang yang merasakan kegoncangan jiwa pada usia dewasa. Hal ini seperti yang dialami oleh Fayakhun. Pria kelahiran 4 Novermber 1973 ini, adalah orang yang mengalami kegoncangan dalam hidupnya sehingga ia kemudian menemukan ketenangan.
Sebagaimana pendapat para tokoh bahwa proses
konversi agama dimulai dari masa tenang pertama, yaitu sebelum mengalami
konversi, dimana segala aspek jiwanya acuh tak acuh terhadap agama. Hal ini
terjadi pada diri Fayakhun. Semasa
mudanya Fayakhun sama sekali tak menghiraukan
nilai-nilai agama, meski ia sendiri adalah aktifis remaja masjid. Hampir setiap
minggunya ia mengikuti kegiatan keagamaan di kampungnya bersama kawan-kawannya.
Kebiasaan buruk Fayakhun adalah mabuk-mabukan. Seluruh waktu masa mudanya hampir ia habiskan untuk berpesta miras
bersama kawan-kawannya. Ia tak menghiraukan nasihat orang lain. Jangankan orang
lain, nasihat orang tuanya sendiri pun tak ia hiraukan. Ia merasa hidupnya
selalu bahagia dengan mengkonsumsi miras. Bahkan di kalangan teman-temannya
dialah orang yang paling jago meminum miras. Dia yang sering mengajak
teman-temannnya untuk berpesta miras.
Tahun 1995 adalah masa-masa paling gelap
dalam hidupnya dimana ia sudah kecanduan miras. Baginya miras sudah menjadi
kebutuhan. Ketika tidak meminum miras, badannya terasa sakit, pikiran tidak
tenang, dan perasaannya tak menentu. Sampai-sampai suatu malam ia pernah
mengkonsumsi alkohol mentah (alkohol untuk pengobatan), karena semua warung
yang menjual miras sudah tutup dan ia tak memiliki uang.
Sampai di tahun 1999, masa-masa
ketidaktenangan mulai menghantuinya. Ia merasa bahwa hidupnya tidak bermakna.
Hampir setiap hari kerjanya hanya bersenang-senang dan berpesta miras.
Kuliahnya di UNY juga tidak dilanjutkan, padahal jurusan yang ia pilih yaitu
sastra Prancis merupakan jurusan yang terbilang favorit saat itu dan sangat
sulit untuk diterima di jurusan tersebut. Dan yang lebih menggelisahkannya
adalah, setiap kali ia mendapat gaji dari pekerjaanya karena saat itu ia sempat
bekerja, maka hanya dalam dua hari gajinya habis untuk berpesta miras.
Ia kemudian merasa bahwa hidupnya tidak
akan memiliki masa depan cerah jika kebiasaan berpesta miras tersebut
diteruskan. Di saat-saat itulah Allah memberinya hidayah. Mulailah ia memasuki masa konversi dimana ia
sedikit demi sedikit merubah hidupnya menuju jalan yang benar.
Setelah Fayakhun merubah hidupnya menuju ke arah positif,
ia memasuki masa-masa ketenangan. Ia merasa bahwa hidupnya kian bermakna
setelah ia bisa meninggalkan miras. Meski ia meninggalkannya sedikit demi
sedikit, namun ia terus mencoba hingga betul-betul terbebas dari narkoba. Ia
tidak lagi diliputi kegelisahan. Semua permasalahan yang dihadapi, selalu
diberikan solusi oleh Allah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar