Kamis, 15 Juni 2017

Studi Kasus Konversi Agama Fayakhun


Kasus-kasus konversi agama bisa dijumpai di lingkungan sekitar kita.  Banyak orang yang merasakan kegoncangan jiwa pada usia dewasa. Hal ini seperti yang dialami oleh Fayakhun. Pria kelahiran 4 Novermber 1973 ini, adalah orang yang mengalami kegoncangan dalam hidupnya sehingga ia kemudian menemukan ketenangan.
Sebagaimana pendapat para tokoh bahwa proses konversi agama dimulai dari masa tenang pertama, yaitu sebelum mengalami konversi, dimana segala aspek jiwanya acuh tak acuh terhadap agama. Hal ini terjadi pada diri Fayakhun. Semasa mudanya Fayakhun sama sekali tak menghiraukan nilai-nilai agama, meski ia sendiri adalah aktifis remaja masjid. Hampir setiap minggunya ia mengikuti kegiatan keagamaan di kampungnya bersama kawan-kawannya.        
Kebiasaan buruk Fayakhun adalah mabuk-mabukan. Seluruh waktu masa mudanya hampir ia habiskan untuk berpesta miras bersama kawan-kawannya. Ia tak menghiraukan nasihat orang lain. Jangankan orang lain, nasihat orang tuanya sendiri pun tak ia hiraukan. Ia merasa hidupnya selalu bahagia dengan mengkonsumsi miras. Bahkan di kalangan teman-temannya dialah orang yang paling jago meminum miras. Dia yang sering mengajak teman-temannnya untuk berpesta miras.  
Tahun 1995 adalah masa-masa paling gelap dalam hidupnya dimana ia sudah kecanduan miras. Baginya miras sudah menjadi kebutuhan. Ketika tidak meminum miras, badannya terasa sakit, pikiran tidak tenang, dan perasaannya tak menentu. Sampai-sampai suatu malam ia pernah mengkonsumsi alkohol mentah (alkohol untuk pengobatan), karena semua warung yang menjual miras sudah tutup dan ia tak memiliki uang.
Sampai di tahun 1999, masa-masa ketidaktenangan mulai menghantuinya. Ia merasa bahwa hidupnya tidak bermakna. Hampir setiap hari kerjanya hanya bersenang-senang dan berpesta miras. Kuliahnya di UNY juga tidak dilanjutkan, padahal jurusan yang ia pilih yaitu sastra Prancis merupakan jurusan yang terbilang favorit saat itu dan sangat sulit untuk diterima di jurusan tersebut. Dan yang lebih menggelisahkannya adalah, setiap kali ia mendapat gaji dari pekerjaanya karena saat itu ia sempat bekerja, maka hanya dalam dua hari gajinya habis untuk berpesta miras.
Ia kemudian merasa bahwa hidupnya tidak akan memiliki masa depan cerah jika kebiasaan berpesta miras tersebut diteruskan. Di saat-saat itulah Allah memberinya hidayah. Mulailah ia memasuki masa konversi dimana ia sedikit demi sedikit merubah hidupnya menuju jalan yang benar.
Setelah Fayakhun merubah hidupnya menuju ke arah positif, ia memasuki masa-masa ketenangan. Ia merasa bahwa hidupnya kian bermakna setelah ia bisa meninggalkan miras. Meski ia meninggalkannya sedikit demi sedikit, namun ia terus mencoba hingga betul-betul terbebas dari narkoba. Ia tidak lagi diliputi kegelisahan. Semua permasalahan yang dihadapi, selalu diberikan solusi oleh Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar