Selasa, 13 Juni 2017

Fayakhun Andriadi Kerusakan Shelter Picu Tindakan Kriminal


Sejumlah shelter buswaydi beberapa koridor seperti koridor III (Kalideres–Harmoni), Koridor VIII (Lebak Bulus–Harmoni), Koridor VII (Kampung Melayu– Kampung Rambutan), Koridor II (Pulogadung–Harmoni) mendapat kritikan dari anggota DPR dari daerah pemilihan (Dapil) DKI Jakarta II (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan) Fayakhun Andriadi.
Fayakhun Andriadi prihatin karena pintu shelter busway tidak lagi berfungsi normal dan tidak bisa tertutup dengan baik. Politisi Partai Golkar ini khawatir jika pintu halte bus Transjakarta terus dibiarkan terbuka dapat menyebabkan kecelakaan. Bahkan, kata dia, akan memicu terjadinya tindak kriminal. “Kita bisa lihat, penumpang bus Transjakarta kalau jam-jam kerja itu membludak.Terus kalau mobilnya datang, mereka berebut, ini yang bisa memicu kecelakaan. Karena buru-buru dan berebut, mereka bisa terjatuh,” ujar Fayakhun kepada wartawan kemarin.
Dia berpendapat, tindak kejahatan bisa terjadi karena adanya kesempatan. Dengan pintu halte yang terbuka, orang yang berniat jahat bisa masuk tanpa ada kontrol dari petugas.“Terus saya lihat juga banyak penumpang yang berdiri di pintu, itu kan bisa memicu terjadinya penjambretan dan kejahatan lain.Kalau pintu haltenya tertutup kan,akses masuk cuma satu sehingga bisa di-monitoring,”ujarnya. Fayakhun berharap Pemprov DKI Jakarta bekerja serius mengurusi persoalan kesemrawutan lalu lintas.Menurut dia, jika Pemprov DKI lalai bisa dijerat dengan UU No 25/2009 tentang Pelayanan Publik.
“Ini kewajiban saya mengingatkan, sebagai anggota DPR dari dapil DKI Jakarta,”ujarnya. Pihaknya menilai selama enam tahun beroperasi ternyata bus Transjakarta tidak efektif mengatasi kemacetan di Ibu Kota. Fayakhun menilai pembangunan monorel lebih efektif untuk mengurai kemacetan di Ibu Kota. Dia berharap, separuh sisa kepemimpinan di periode pertama ini, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mampu menunjukkan prestasi dalam mengatasi kemacetan. Sementara,Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtiyas menemukan sejumlah kelemahan pelayanan bus Transjakarta.
Di antaranya, sejumlah fasilitas di halte bus Transjakarta terlihat mulai mengalami kerusakan antara lain adanya lempengan besi yang hilang dan juga atap halte yang mulai rusak. Selain itu terjadi kerusakan destination voice sehingga merugikan penumpang yang belum familiar dengan jalur tersebut karena tidak tahu sudah sampai mana perjalanannya. “Hal yang kedua adalah waktu antre menunggu bus yang bisa memakan waktu hingga satu jam karena terlalu penuhnya penumpang yang ada di dalam bus,”papar Darmaningtyas. Untuk mengatasi hal tersebut, Instran memberikan sejumlah masukan kepada Pemprov DKI Jakarta dan juga para pemangku kepentingan dalam operasional bus Transjakarta.
Instrans menyatakan perlunya komitmen yang lebih tinggi dari Pemprov DKI Jakarta untuk meningkatkan operasional bus Transjakarta. Menanggapi hal tersebut pihak BLU Transjakarta belum bisa dimintai keterangan. Kepala BLU Transjakarta Daryati Asrining Rini tidak bisa dihubungi karena telepon selulernya tidak aktif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar