Senin, 12 Juni 2017

Komentar Netizen Soal Ulasan Fayakhun Pendidikan Nasional



Fayakhun Andriadi, Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta, begitu menyayangkan praktik pendidikan nasional yang tidak lagi membawa iklim pembebasan bagi bangsanya. Hal ini kontras dengan situasi pendidikan nasional di masa-masa rintisan kemerdekaan. Selain melahirkan para tokoh-tokoh yang berkaliber nasional dan internasional, pendidikan juga menjadi penopang bagi keberhasilan bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan bangsanya.
Fayakhun kemudian mengungkapkan kegundahannya melalui ulasan di kompasiana.com. Ia menulis :  “Sistem pendidikan nasional pada dasarnya pernah mengajukan sebuah penerapan pola pendidikan yang membebaskan melalui Cara Belajar Siswa Akit (CBSA). Namun pada kenyataannya, pola tersebut cenderung merupakan slogan, mengingat pola itu hanya metode, tapi dalam penerapannya, materi yang disampaikan merupakan barang asing yang tidak lahir dari konteks dimana manusia itu ada.”
“Pada gilirannya, anak didik kembali menjadi "bank" penyimpan pengetahuan. Memang mahasiswa aktif belajar dan berdiskusi, namun yang dipelajari dan didiskusikan adalah sejumlah dali dan rumus yang tidak ada hubungan dengan kehidupannya. Relasi guru dengan murid pun adalah pengajar dan yang diajar. Murid adalah pihak yang tidak tahu dan harus diberitahu, sedangkan guru adalah pihak yang tahu dan akan memberitahu,” lanjut Fayakhun.
Ulasan Fayakhun tersebut rupanya mengundang komentar dari para netizen. Mereka pun turut memberi gagasan, juga mengungkapkan kegundahan soal situasi pendidikan nasional. Akun dengan nama Andi KT menulis : “Di dunia manapun maunya gitu. Walau siswanya bisa berbeda-beda jadinya. Perjuangan tak tak henti-hentinya”
Kemudian Idrus Bin Harun memberi penegasan tentang sistem pendidikan nasional : “the banking concept of education adalah rujukan sebagian besar sekolah kita dewasa ini sejak dahulu. Sehingga kita melahirkan intelektual berbadan sehat, tapi jiwa penyakitan. Salam kenal dari Aceh.”
Akun dengan nama Odi Shalahuddin memberi komentar yang cukup panjang. Ia mengapresiasi tulisan Fayakhun, sekaligus juga memberi penguatan. Ia menulis : “manusia yang mampu memandang dirinya sebagai subjek sejarah yang mampu menganalisa kehidupan diri dan lingkungannya, atas dasar kemerdekaan, kebebasan dan kedaulatannya. Wah, luar biasa bila sistem pendidikan kita bisa mengarah ke sana. Tapi pasti kekuasaan akan terus memainkan dengan "hidden curriculum" yang menjadikan anak didik sebagai sapi perahan dari sistem yang tengah dilangsungkan dan dilanggengkan. jadi kangen berekspresimen bersama anak-anak membangun kesadaran terhadap realitas dan membangun mimpi merubah dunia.”


Tidak ada komentar:

Posting Komentar