Belakangan ini, politisi Indonesia seringkali mendapatkan
stigma kurang baik dari masyarakat. Citra yang melekat, mereka justru jauh dari
rakyat yang diwakilinya. Meskipun demikian, tidak sedikit juga politisi yang
memperhatikan nasib masyarakat dan memiliki pemikiran yang baik. Salah satunya
adalah Fayakhun Andriadi.
Dalam sebuah tulisannya di kompasiana.com, politisi muda
yang juga Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta ini menyatakan bahwa Korea
Selatan pada tahun 60-an kondisinya lebih kurang sama dengan Indonesia, namun
mampu melesat setelah sejumlah diaspora dengan kualitas yang mumpuni kembali
dari perantauan lalu membangun tanah airnya.
Kiprah Para Diaspora
menurut Fayakhun Andriadi
Dari data yang menjadi rahasia umum, ada begitu banyak orang
Indonesia yang berhasil merengkuh manisnya hidup di luar negeri dalam berbagai
bidang; mulai dari pendidikan, bisnis, ilmuwan, tenaga professional, pekerja
seni, atau atlit sekalipun. Data ini bukan sekadar omong kosong, atau hanya
dongeng yang kerapkali diping-pong secara oral oleh para senior kita.Karena
bila kata diaspora kita terjemahkan “mereka yang telah pergi dari negeri ini,”
maka telah sejak ratusan tahun lalu riwayat diaspora Indonesia dimulai. Mereka
itu misalnya adalah yang saat ini berada di Afrika Selatan, yang konon ada satu
juta orang yang berdarah Indonesia sebagai keturunan dari mereka yang dibuang
bersama Syeikh Yusuf.
Di kemudian hari, kita pun dapat menyaksikan bagaimana
keturunan Syeikh Yusuf, seperti Ibrahim Rasoll menjadi duta besar Afrika
Selatan di Amerika Serikat. Pun demikian mereka yang “dibuang” ke
Srilangka.Warga keturunan Indonesia yang berada di Srilanka dikenal dengan
sebutan Ja Minissu yang berarti orang jawa, yang hingga kini jumlah mereka
sekitar 50.000 orang.Ada lagi cerita tentang mereka yang diberangkatkan paksa
oleh VOC ke Suriname. Dan seterusnya.
Para diaspora lainnya misalnya adalah para pelajar, dan
ilmuwan yang di era 70-an dikirim pemerintah, atau melalui biaya sendiri ke Amerika
Serikat. Sebagian dari mereka ada yang kembali ke Indonesia dan menempati
posisi penting di negeri ini, sebagian lainnya memutuskan untuk menetap dan
meniti karirnya untuk bekerja di perusahaan top dunia atau membangun usaha
sendiri secara mandiri. Adalah Sri Mulyani Indrawati adalah salah satunya,
setelah sempat menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Pemerintahan
SBY, ekonomi senior ini kemudian mengundurkan diri pada pertengahan 2010 lalu
memilih untuk menerima tugas sebagai Managing Director World Bank.
Sumber: kompasiana.com