Jumat, 12 Mei 2017

Fayakhun Andriadi dan Diaspora Masyarakat



Belakangan ini, politisi Indonesia seringkali mendapatkan stigma kurang baik dari masyarakat. Citra yang melekat, mereka justru jauh dari rakyat yang diwakilinya. Meskipun demikian, tidak sedikit juga politisi yang memperhatikan nasib masyarakat dan memiliki pemikiran yang baik. Salah satunya adalah Fayakhun Andriadi.
Dalam sebuah tulisannya di kompasiana.com, politisi muda yang juga Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta ini menyatakan bahwa Korea Selatan pada tahun 60-an kondisinya lebih kurang sama dengan Indonesia, namun mampu melesat setelah sejumlah diaspora dengan kualitas yang mumpuni kembali dari perantauan lalu membangun tanah airnya.
Kiprah Para Diaspora menurut Fayakhun Andriadi
Dari data yang menjadi rahasia umum, ada begitu banyak orang Indonesia yang berhasil merengkuh manisnya hidup di luar negeri dalam berbagai bidang; mulai dari pendidikan, bisnis, ilmuwan, tenaga professional, pekerja seni, atau atlit sekalipun. Data ini bukan sekadar omong kosong, atau hanya dongeng yang kerapkali diping-pong secara oral oleh para senior kita.Karena bila kata diaspora kita terjemahkan “mereka yang telah pergi dari negeri ini,” maka telah sejak ratusan tahun lalu riwayat diaspora Indonesia dimulai. Mereka itu misalnya adalah yang saat ini berada di Afrika Selatan, yang konon ada satu juta orang yang berdarah Indonesia sebagai keturunan dari mereka yang dibuang bersama Syeikh Yusuf.
Di kemudian hari, kita pun dapat menyaksikan bagaimana keturunan Syeikh Yusuf, seperti Ibrahim Rasoll menjadi duta besar Afrika Selatan di Amerika Serikat. Pun demikian mereka yang “dibuang” ke Srilangka.Warga keturunan Indonesia yang berada di Srilanka dikenal dengan sebutan Ja Minissu yang berarti orang jawa, yang hingga kini jumlah mereka sekitar 50.000 orang.Ada lagi cerita tentang mereka yang diberangkatkan paksa oleh VOC ke Suriname. Dan seterusnya.
Para diaspora lainnya misalnya adalah para pelajar, dan ilmuwan yang di era 70-an dikirim pemerintah, atau melalui biaya sendiri ke Amerika Serikat. Sebagian dari mereka ada yang kembali ke Indonesia dan menempati posisi penting di negeri ini, sebagian lainnya memutuskan untuk menetap dan meniti karirnya untuk bekerja di perusahaan top dunia atau membangun usaha sendiri secara mandiri. Adalah Sri Mulyani Indrawati adalah salah satunya, setelah sempat menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam Kabinet Pemerintahan SBY, ekonomi senior ini kemudian mengundurkan diri pada pertengahan 2010 lalu memilih untuk menerima tugas sebagai Managing Director World Bank.
Sumber: kompasiana.com