Pada sepuluh tahun periode
kepemimpinan Presiden SBY, banyak sekali kegaduhan yang terjadi di sekitar
istana. Kegaduhan-kegaduhan tersebut membuat pemerintahan SBY sibuk meredam
kegaduhan-kegaduhan yang muncul, daripada bekerja melayani rakyat. Salah satu kegaduhan
yang muncul di masa-masa akhir kepemimpinan SBY adalah bocornya informasi
sekitar kepresidenan oleh Wikileaks yang disiarkan dua harian Australia, The Age dan Sidne Morning
Herald. Terkait hal tersebut, Komisi Pertahanan Dewan Perwakilan Rakyat yang
salah satunya adalah Fayakhun Andriadi
mengundang Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, Kepala Badan Intelejen Negara
Sutanto dan Wakil Lembaga Sandi Negara untuk melakukan pembahasan.
Fayakhun Andriadi mengungkapkan bahwa kesempatan tersebut akan digunakan untuk membahas
informasi yang bocor ke publik.
“Kesempatan itu akan kami gunakan untuk
membahas berita The Age dan Sidney Morning Herald,” kata anggota Komisi
Pertahanan, Fayakhun Andriadi.
Fayakhun
menjelaskan bahwa sebenarnya
mereka memanggil Menteri Luarnegeri, pekan ini. Namun karena menteri luar
negeri ke luar negeri, pertemuan direncanakan awal pekan ini.
Politisi
Golkar tersebut menambahkan, ketiga lembaga tersebut akan dimintai keterangan mengenai substansi teknis
mengamankan rahasia negara.
“Kali
ini yang bocor adalah rahasia SBY. Kalau suatu hari yang bocor soal penempatan
pasukan dan senjata gimana?” kata Fayakhun Andriadi.
Bukan hanya itu saja, Komisi
rencananya juga akan mengundang Panglima TNI dan Paspampres untuk dimintai
keterangan ihwal pengamanan di sekitar Presiden.
“Bukan
tak mungkin alat-alat (penyadap) ada yang dipasang secara fisik. Kami ingin
diyakinkan negara dalam keadaan aman,” ujarnya.
Sejumlah
lembaga negara tersebut juga akan diajak Komisi untuk mendiskusikan dan memetakan
apa saja kira-kira yang akan dihadapi Indonesia, pascabocornya rahasia negara
oleh Wikileaks.
“Bayangkan,
percakapan SBY dengan Kepala BIN bisa ditangkap! Saya menduga mereka mungkin
nggak berniat menyerang Indonesia, tapi sedang berusaha membuat Indonesia
hancur berkeping-keping karena kekayaannya alamnya diambil,” cetus Fayakhun Andriadi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar